Sabtu, Desember 25, 2010

Nasaret-Idol



I.a.Minggu lalu terpasang berita di mas-media, sepasang mahasiswa-mahasiswi, membuang bayi yang baru dilahirkannya.
b. Jaman kini, banyak orang mengalami keresahan.  Dan juga ketakutan. Takut akan masa-depan. Takut kedudukan digeser. Atau diturunkan dari jabatan. Para mahasiswa,  pelajar, takut ujian. Takut tidak naik kelas. Takut tidak lulus ujian. Banyak juga orang yang takut menghadapi masa depan.

Dampak dari rasa takut ini, ada dua sikap yang bisa muncul. Pertama, hidup, asal-asalan. Atau kedua, hidup secara leh-leh-luweh. Atau nekad, malah ngawur. Dua kali, dengan mata-kepala sendiri, peng-udud '76 melihat orang dijambret. Ditarik kalungnya, ketika naik sepeda motor. Nekad sekali, yang namanya penjambret. Tak punya hati kasihan. Ngawur. Seorang gadis menempatkan dompet, di keranjang sepeda. Tiba-tiba dua orang berboncengan sepedamotor, ngambil dompet pesepeda itu. Dan lalu, tancap gas. Keterlaluan. Tega nian.

II. Jaman sekarang , jamannya standarisasi. Banyak hal dalam hidup distandarisasi. Rasa resah, atau takut, kerap diakibatkan oleh standar-standar yang dipegang orang.  Yang kita pakai, sebagai ukuran. Ukuran kehidupan.
a. Kawan kita HP-nya baru, model terkini, kita sudah resah. Lalu ingin, 'Hp-ku jangan sampai kalah'.
b. Tetanggaku motornya baru, kita juga resah. 'Motorku juga musti baru juga. Kalau bisa nambah. Jangan sampai kalah'.
c. Kawanku, tampilannya sekarang stylish, modis, keren. Keresahan lalu muncul.karena keinginan, 'aku jangan sampai kalah. Harus modis juga, biar gaul'. Katanya.
Ada banyak keresahan, yang rasanya itu tidak perlu terjadi. Maka perlu juga standar hidup di-set ulang. Diatur kembali.  Jika perlu diturunkan standar semu itu.

III. Yesus dilahirkan di kandang hewan. Itu fakta, yang sudah terjadi. Cerita, sejarah akan lain, tidak seperti sekarang ini, jika Yesus lahirnya, -ketika itu- di rumah-sakit. Atau di rumah penginapan yang berbintang lima.
Dengan kelahiran Yesus di Kandang-hewan, dampaknya luar biasa. Semua lapisan orang, menjadi tersapa oleh peristiwa itu. Besar kecil, berada kurang berada, ekonomi kuat, ekonomi sedang, ekonomi lemah, kaya miskin. Semua tersapa oleh kehadiran Yesus di Kandang hewan.

Orang di sekitar Yesus juga orang sederhana: Maria, Yesus, Yusuf, para gembala. Maria, terkenal dengan keterbukaanya pada kehendak Allah. Terkenal dengan kerendahan hatinya. Terkenal dengan ketulusannya. Terkenal dengan pendiamnya. Dan terkenal dengan kesetiaannya pada bayi kecil, pada keluarganya.
Yusuf, juga orang bersahaja. Dia mampu hidup dengan profesi tukang-kayu. Ciri Yosef adalah tak banyak ditampilkan bicaranya. Dia seorang yang tanggungjawab, berhati besar. Tidak meninggalkan Maria, ketika statusnya tak jelas. Dia juga tidak pergi ketika mereka dalam kesulitan, melahirkan, mengungsi. Yosef, seorang yang sungguh bertanggung jawab.

IV. Inilah tadi sedikit gambaran keluarga Nasaret.
Maka standar hidup keluarga kita, keluarga katolik, musti dikembalikan ke sana. Ke keluarga sederhana itu. Kerap tak sadar kita menstandarkan hidup pada keluarga selebritis, para bintang. Entah bintang film atau bintang iklan. Kerap pula menstandarkan model keluarga, pada tetangga. Atau pada model yang ditawarkan oleh mas-media. Atau menstandarkan pada gaya orang banyak. Yang permisif, konsumtif, hedonis. Akhirnya hidup jadi kedodoran. Tergopoh-gopoh. Tak mampu, tapi dipaksa.

V. Natal. Inilah saatnya, mengatur ulang standar  hidup. Jika tadinya, berstandartkan model dunia, Kita tingkatkan ke model keluarga Nazaret. Bukan pertama-tama, kandangnya, kotornya, dsb. Namun, semangat kerohanian keluarga Nazaret itu yang kita jadikan idola. Keluarga Nasaret dengan kesederhanaannya. Maria dengan kerendahanhatinya. Tidak banyak bicaranya. Yosef dengan semangat tanggungjawabnya. Setia, memberi nafkah, sebagai tukang kayu.      

Syalom. Wilujeng Natal. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung ypm-

Tidak ada komentar: