Di dekat Kopi Eva, Jalan ke arah Ambarawa, terdapat sebuah rumah makan. Dulu warnanya, hijau tua. Model jendela dengan papan-papan, dijajar berdiri. Model bangunan pintu & jendela, biasa dipakai rumah makan 'Warteg'. Suasana warung itu dulu ramai. Selalu ada kendaraan berhenti. Terutama truk-truk pasir, box. Kendaraan, berbagai ragam. Warung makan yang ramai itu, bernama 'Tambah Lagi'.
Belakangan, model bangunan itu diubah. Jendela diganti kaca full. Warna cat, diganti pink. Dan 'nama' warung makan diganti, 'Tumbuh Lagi'. Namun sayang, warung makan itu kini malah sepi adanya. Tak banyak pembeli sebagaimana dulu.
Barangkali betul, apa yang dibilang William: Apa arti sebuah nama ?. Ternyata nama, sebagai sebuah ucapan, mengandung arti bermakna. 'Tambah Lagi', berbeda dengan 'Tumbuh Lagi'. Desain & warna, serta suasana menentukan sebuah makna pula. Maknanya, bentuk, warna, suasana yang tak pas, bisa menjadikan orang takut atau enggan mendekat. Bisa jadi orang --apalagi yang tua -- silau dengan warna pink. Bisa jadi orang berkantung pas, takut dengan rumah-makan bersuasana restoran. Bisa jadi pula, 'Tambah Lagi', terasa bukan sebagai rambu-larangan jika orang makan merasa enak, lalu ingin tambah lagi. Tanpa merasa ada beban.
Di dekat Koperasi Susu, arah Cilongok seorang Bapak cerita tentang warung makannya. Warungnya dibiarkan suasana biasa. Tak bernama. Materi pintu, model papan 'warteg'-an. Warna hijau tua, dibiarkan agak kusam. Lantainya, semen biasa. Pohon rambutan rindang, dibiarkan menaunginya. Ketika ditanyakan, mengapa tidak direhab jadi model ala restoran, dia menjawab. "Uang sebenarnya sudah ada. Namun tak akan rehab itu warung. Karena demikian saja, sudah demikian ramainya. Jika direhab bagus, nanti para pembeli malah takut datang. Lalu pada pergi."
Apa arti sebuah nama. Apa arti sebuah warna. Apa arti sebuah model & style. Konsumen-lah yang akan menentukannya.
Selamat melayani konsumen.
Wasalam:
-agt agung pypm-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar