Sabtu, Desember 12, 2009

Menjadi Suster


Pak Gatot dari Kembangan Purbalingga, si petani organik, yang sekarang namanya terkenal di mana-mana, jika menyebut 'Suster' rohaniwati, yang keluar dari mulutnya kata 'Soster'. Dia susah untuk mengucapkan 'suster'.


1/. Sabtu, duabelas Desember, nol-sembilan, jam delapan-malam, umat stasi Wangon mengadakan kenduri, atau kepungan. Yang dikepung nasi Tumpeng, dengan ubarampenya. Yang mengupengi, adalah warga sekitar kapel. Mereka diundang untuk turut mendoakan bangunan kapel yang segera akan dibangun. Pak Kayin, yang pimpin doa. Ketua stasi, yang beri pengantar.


Usai doa, tumpeng dipangkas. Dan iwak pitik ingkung, dipotheng-poteng, dicuwil-cuwil untuk dibagi. Dua warga sekitar, tangkas trengginas menunaikan tugas membagi itu. Semua warga makan bersama. Juga beberapa umat yang hadir. Peng-udud '76 ikut makan. Diberi oleh si pembagi daging jerohan, rempela-ati. Bagian yang di-spesialkan. Enak....


Usai makan bersama, usai doa, mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Dibawakan padanya oleh Ibu-ibu panitia, dibantu anak-anak, bingkisan dos-berisi makanan-makanan 'selametan'.


2/. Minggu, tigabelas Desember, umat-umat pada kerjabakti. Membersihkan lokasi tempat kapel akan dibangun. 


3/. Kamis, tujuhbelas Desember, direncanakan peletakan batu pertama kecil-kecilan, mulainya bangunan fisik tempat doa itu. Banyak tukang bangunan tidak bersedia mengerjakan tugas pendirian rumah, jika sudah memasuki Bulan Sura. Tgl 18-nya, adalah tahun baru Sura. Maka, peletakan batu pertama, diajukan. 


4/. Pak Lurah, mendorong agar kegiatan pembangunan segera dimulai. Seorang Lurah yang baik. Karena meskipun dia moslem, namun amat dukung berdirinya kapel itu. Bu Lurah, tak asing dengan umat katolik. Karena dia kerap ke gereja. Runtang-runtung dengan Suster-suster, ngadakan aneka kegiatan: pengobatan, jambanisasi, pemberdayaan, kesehatan, pap-smear, pupuk-kompos-organik, studi kemasyarakatan. Peng-udud '76 pernah dikirimi pecel-lele goreng oleh Bu Lurah.  Pernah pula bersama studi banding ke 'Lembah Hijau', Sukoharjo.



5/. Susteran Wangon belum lama kehilangan pompa air 'Sanyo'. Namun pompa air itu, akhirnya bisa kembali. Yang mencari pencurinya, warga sekitar. Yang mengembalikan pada suster juga Warga. Warga sekitar, amat hormat pada suster, karena kerajinannya suster ikut terlibat pada masyarakat sekitar. Kerap suster ikut pertemuan RT. Calon koster Wangon, juga seorang muslim, warga sekitar. 


6. Pembangunan Kapel Wangon akan segera dimulai minggu ini. Dan itu bisa dilaksanakan, karena IMB-nya yang sudah keluar. 


Untuk bisa keluar IMB, harus ada tandatangan warga. Sekurang-kurangnya, 60 tandatangan. Syarat untuk Wangon, malah dapat 80 tanda tangan. Melebihi kuota. Dan empat puluh tandatangan dari total, yang mendapatkan adalah Suster. Dia keliling kampung dekat kapel, anjangsana, silaturahmi. Malah ada warga yang moslem, justru bantu suster. Keliling warga itu memintakan tandatangan untuk suster. 


8. Manjing, ajur, ajer, adalah sikap yang dihayati oleh Suster BKK. Rapat RT-pun, bersedia ikut. Menyatu, menjadi bagian dari warga sekitar. Sedih ikut, sedih. Berhasil, ikut bangga. Memajukan, mensejahterakan, itulah prinsip yang dipegangnya. Diperjuangkannya.  


9. Selamat menjadi Suster, yang ............


Syalom. Wilujeng. Rahayu.

Wasalam:
-agt agung pypm-

Tidak ada komentar: