Stasi Kuripan, adalah bagian dari Paroki Batang. Posisi di dekat pantai utara, Di balik bukit, dan di seberang hutan-hutan jati. Untuk ke sana, mesti lewat jalan menurun amat tajam. Juga demikian menanjakknya, jika hendak pulang. Leluhur stasi ini, adalah umat yang dulu pegawai perkebunan, kelahiran Jelog. Dia jadi katekumen, dan lalu dipermandikan, karena tertarik pada kepribadian seorang kepala perkebunan, asal Manado, yang betul saleh hidupnya.
Ciri khas stasi ini, adalah, jika ekaristi, anak-anak & remaja, cukup banyak yang ikut. Tentu saja dengan komposisi jumlah umat setempat. Lagu-lagu liturgi cukup bergairah dinyanyikan. Kadang-kadang kerap salah. Dan salahnya juga berjamaah. Jadi tak kelihatan jika salah. Malah seperti lagu aransemen baru.
Jika ke sana, mobil yang kuat powernya yang mesti dipakai, agar tak mogok di tanjakan. Beberapa kali peng-udud ke stasi ini, mengendarai Minibus Colt-Mitsubishi. Tak pernah mogok, karena mobil ini terkenal kehandalannya di jalan-jalan curam.
Suatu hari seorang tokoh umat mampir pastoran, untuk sekedar say hello. Dia juga senang baca buku-buku. Maka lalu pinjam dua buku. Satu, tentang rohani. Satunya, tentang asal-muasal Kitab-suci. Sambil bicara tentang buku, dan minum kopi, dia mengatakan:
+ Romo, kami kagum sama romo.....
- lho apanya yang dikagumi, tak ada yang istimewa.
+ Kami, umat kagum karena baru pertama kali ini, melihat ada romo yang naik mobil tua, dan tidak bagus lagi....!
- O, tak masalah. Bagi saya, untuk sebuah kendaraan, yang penting bisa menghantar orang ke tempat tujuannya. Bisa untuk pelayanan. Bisa untuk bantu ini, bantu itu. Tak penting apa mereknya, tak soal pula keluaran tahun berapa.
+ O, begitu. Tapi ada yang lebih penting lagi, dengan romo naik mobil seperti itu, kami, umat itu menjadi tidak takut lho. Sama romo...........'
- hal..ha...ha.....,
Ternyata, ada umat yang tidak ditakut-takuti saja, sudah takut sama romonya....
Dalam film Tele-Tubes, ditampilkan sosok Singa. Singa itu bersuara keras menggema, dengan berkata, "Aku Singa menakutkan............. Aku Raja hutan menakutkan............ Aku Singa menakutkan. Aku Raja hutan menakutan...............!" Kalimat itu diucapkan beru-ulang-ulang.
Romo, adalah imam. Dan imam, adalah rohaniwan. Dan tidak untuk menakutkan......
Ha, ha,ha......Mari tidak menakutkan.
Syalom. WIlujeng. Rahayu.
Senin, Agustus 01, 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar