Sabtu, Januari 22, 2011

Gereja Yang Apik

Doraemon Sebuah sore terjadi dialog, model diskusi-mini di sebuah warung kopi. Posisi dekat lapangan Porka. Temanya, tentang hari-hari besar. Tema ini muncul, berangkat dari soal ekonomi. Jika hari besar keagamaan, siapa sebenarnya yang 'diuntungkan'.

Diskusi bermula, ketika seorang pedagang ayam, masuk warung, pesan kopi. Dan lalu ditanyai oleh kawannya, 
A. 'Laku berapa ekor ayam hari ini ?'.
B. 'Hari ini, minim, hanya laku lima ayam', katanya. 'Yang banyak untung, ta, bakoel wedus. Apalagi, jika sekitar hari raya korban'.

C. 'Iya, ya', kata orang lain, menimpali. 'Jika iedul-korban, yang dapat untung pedagang wedus, sama sapi. Jika iedul fitri, siapa yang untung ?. Yang ramai untungnya ta pedagang sembako. Mie, roti, pangan-panganan. Jika tahun baru & natal, ? Bali-bali sing untung ya pedagang sembako.'
A. 'Angger natal, wong kristen pada bagi-bagi sembako lho.  
C. 'Angger, nyong ta ditampa bae.'
B. 'Ati-ati, jare angger nampa binggkisan, mengko dikristen-na. !' .

A. 'Ya, ora baen. gereja ta werna-werna. Kristen, ta akeh. Greja jalan kae, beda karo sing jalan kiye!.'Ana greja sing saben dina apa, pada gendhingan lho. Kae gereja sing cedak SMA-5. Apik, lho....!'  Kata seorang pria, si pemilik warung.

Gereja yang apik, tidak pertama karena megahnya. Tidak karena bagus arsitekturnya. Tidak pertama pula, karena mahal material bangunannya.
Gereja tertangkap apik, bisa karena memberi tempat pada budaya, kesenian, yang ada di sekitarnya.

Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-.


NB: 
Dialog sudah diredaksi ulang. Aslinya, dalam bahasa Banyumas.
Gendhingan = main gamelan, karawitan.

Tidak ada komentar: