Sabtu, September 10, 2011

Efek Domino

Minggu yang lalu diadakan kunjungan ke sebuah keluarga. Salah satu angggota keluarga, bertugas sebagai aparat keamanan wilayah. Di rumah itu, ada seorang wanita, seorang perempuan tua, seorang nenek. Katakan Nenek Tua. Karena, kecuali dia, masih ada lagi seorang wanita lebih muda. Ternyata, dia juga sudah menjadi nenek. Maka sebut saja sebagai Nenek Muda

Nenek tua, ketika ditanyai cucunya sudah berapa,dia jawab, 'Boten namung putu, malah buyute empun nenem..' . Nenek Muda banyak bicaranya. Dikisahkan, di sekitar hari raya lebaran, banyak tamu bertandang-bersilahturahmi ke rumahnya.  Salah satunya, sekelompok ibu-ibu. . Dalam acara anjangsana, salah seorang ibu bertanya dan mengajak untuk meninggalkan iman akan Yesus Kristus. Alasannya, dengan meninggalkan Yesus Kristus, akan banyak kawan. Nenek muda juga berkisah, mendapat semacam pencerahan keagamaan dari cucunya. Cucu perempuannya, sekolah tingkat SMP. Sekitar bulan romadlon, ikut pesantren-katolik di Kapel Subah. Ketika pulang, dia tunjukkan kertas-fotokpinan yang dia dapat dari peng-oedoed '76. Kertas itu adalah makalah bahan rekoleksi.  Inti pokok makalah adalah iman para rasul terhadap Yesus Kristus. Iman itu yang lalu jadi warisan bagi orang katolik. Terdapat juga di sana, kisah-kisah penunjang. Dua hal yang diminta oleh cucunya agar dibaca oleh Nenek muda, adalah tentang Novel The Da Vinci Code dan Uraian Siapa yang sebenarnya disalibkan pada peristiwa Yesus Kristus.

1. Novel The Da Vinci Code, menceriterakan bahwa Yesus pernah menikah dengan Maria Magdalena. Lalu tinggal di Perancis.  Malah dari pernikahannya, sampai punya keturunan.  Menurut pengarang The Da Vinci Code, Dan Brown, ketika disalib, kaki Yesus tidak dihancurkan. Sehingga hanya mati suri. Lalu bisa lari. Melarikan diri. Pengarang Novel, memang bisa bikin cerita apa saja, agar tulisannya menarik. Dan lalu banyak orang beli.

Novel The Da Vinci Code, ditulis berdasarkan tulisan apokrif. Injil yang digunakan adalah injil apokrif. Artinya, tidak diterima oleh gereja. Injil yang dijadikan sumber penulisan novel itu berasal dari masa sekitar abad II -III. Masa di mana Hirarki Gereja dan Injil  Kanonik mantap.

2. Ada tradisi yang meyakini, bahwa 'Yang disalibkan' bukanlah Nabi Isa. Bukan Yesus. Melainkan diganti oleh orang lain, yakni salah satu murid yang diserupakan seperti Yesus. Tradisi ini, adalah dongeng yang muncul sekitar abad VI. Orang katolik,  beriman berdasarkan kesaksian para rasul. Bukan berdasarkan dongeng-dongeng, yang tak jelas asal-usul dan juntrungannya.

Pada doa penutup, sesudah makan, umat pemimpin doa mengucapkan sebuah kalimat, 'Ya Bapa, semoga kegembiraan dalam perjumpaan kami, memperteguh kami dalam menjalani hidup  ini......'
Kegembiraan yang diangkat dalam doa itu, adalah kegembiraan iman. Kegembiraan yang memperteguh semangat. Semangat menjalani kehidupan.

Selamat bergembira. Juga dalam ber-iman.

Syallom. Wilujeng. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung ypm-

Tidak ada komentar: