Selasa, Februari 01, 2011

Sayur-nara

 
1. Dalam perjalanan dengan sebuah mobil, dari Jakarta menuju Yogyakarta, empat orang anak remaja ikut. Ketika makan siang di sebuah 'Rumah makan', tak ada seorangpun yang memilih sayur-sayuran. Ketika kunjungan stasi habis ekaristi, ternyata anak-anak yang ikutpun, sama. Mereka tak senang makan sayur.

2. Kesaksian seorang Guru Senior, dalam upacara-upacara bendera Hari Senin, anak-anak SD, jarang yang pingsan, semaput. Anak-anak SMA, justru kerap ada yang semaput. Katanya, daya tahan remaja-ramaja yang semaput itu lemah, akibat sekian lama kurang dalam hal makan sayur-sayuran. Kesenangan mereka, makanan yang fast-food-fast-food, dan enak serta gurih-tajam.

3. Seorang keluarga desa yang sederhana, di kawasan Banyumas, jika makan jarang beli material di warung atau toko. Makan dasar nasi, plus sayur-sayuran yang diambil dari pekarangan, atau ladang, atau sawah, atau tumbuhan yang hidup di tepi jalan, atau tepi selokan. Anggota keluarga itu, sehat-sehat, jarang sakit.

4. Seorang herbalis cerita, jika makan kita kurang serat, mudah kena diare. Faeces, akan berupa lembek, atau banyak cairan. Jika banyak serat, faeces akan berupa batang-batang. Dan akan lancar dalam proses pembuangannya. Serat-serat, bisa didapat dari sayur-sayuran, atau makanan berserat lain seperti, gori, sukun, kluwih, lalapan-lalapan, dsb-dsb.

5. Mgr Hadisumarto, dalam sharingnya, bilang bahwa suku-suku bangsa yang makanan dominannya daging, biasanya usianya pendek-pendek. Yang makan dominannya tumbuh-tumbuhan, usianya lebih panjang.

6. Peng-udud '76 senang makan sayur, dan lalapan-lalapan. Butir-butir manfaat dari cerita-cerita di atas ternyata betul nyata. Terutama, butir nomor 4.

Mari kita galak-kan senang makan sayur-sayuran. Demi kesehatan.

Syalom. Wilujeng dalu. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung ypm-

Tidak ada komentar: