Rabu, Juli 29, 2009

Ulang-tahun-nya Mbah Hadi

Mbah Hadi. Siapakah Mbah Hadi. Mbah Hadi adalah seorang pensionan guru. Tinggalnya di Winduaji, dekat kuburan, dekat cucian Bus. Aneka usaha kini ditekuninya. Untuk ngisi masa tuanya. Bertani, dan berwira usaha. Antara lain membuat 'buntil'. Makanan dari mlandhingan, dicampur parutan kelapa, dibungkus daun, lalu ditanak. Karena enak, banyak orang pada pesen padanya. Juga, jika orang punya 'gawe'. Atau ada tamu.

Suatu saat umat stasi, di tempat mbah Hadi jadi anggotanya, mengadakan kunjungan romo, yang sekaligus kunjungan umat. Banyak umat berkumpul di sebuah rumah umat. Biasanya, acara macam itu ada makanan kecil, juga ada makanan besar. Acara didahului dengan makanan kecil alias snack dilengkapi dengan teh ginasthel. Legi panas, kenthel.

Makanan besar saat itu dibuat agak istimewa, karena salah seorang umat pas jatuh hari ulang tahun. Diam-diam si pemilik rumah, membuat menu tak biasa. Yakni dengan menu pecel-lele. Ada semacam tumpeng kecil. Sebagai perayaan hari istimewa. Ulang-tahunan.

Sesudah makanan kecil disantap, akan dilanjutkan dengan makanan besar. Untuk sesi ini, hendak diadakan doa makan, doa ulang-tahunan. Yang ulang-tahun, adalah Mbah Hadi. Sudah ditunjuk pemimpin doa. Ketika doa hendak dimulai, dicarilah Mbah Hadi, untuk didoakan, dan untuk menerima makanan-perayaan. Tetapi, ditunggu-dicari, Mbah Hadi yang tadinya ikut ekaristi, tak muncul-muncul. Sesudah sekian lama dicari dan ditunggu, seorang umat lain memberi tahu, 'Mbah Hadi sudah pergi. Dia pulang karena dapat order. Ordernya, dapat pesanan buntil dari tetangganya, yang sedang punya gawe. 'O.........,! Tiwas..!'. Banyak orang komentar, 'Mbah Hadi, diulangtahuni, malah pergi'.

Setiap orang, mengalami ulang-tahun. Tahun yang diulang-ulang, menjadi rentetan waktu, sebuah sejarah pribadi.
Ada yang merayakannya, dengan pesta. Dilengkapi dengan roti-roti, dan kue-kue. Lilin ditaruh di atas roti tart, untuk kemudian ditiupi.
Ada pula yang merayakan dengan tumpeng, dan segala uba-rampenya. Kluban, sega gurih, peyek, gereh, endhog, sega golong, kolak, mie bihun, jangan tempe, dsb.
Namun ada pula orang yang seperti Mbah Hadi. Dulang-tahuni, malah pergi. Pergi, untuk mbunteli buntil. Sebagai order, yang mendatangkan rezeki.

Selamat ulang-tahun. Baik bagi yang dengan roti, atau dengan tumpeng.
Selamat ulang-tahun pula, untuk saudara-saudara --seperti Mbah Hadi--. Diulangtahuni, malah pergi.

Syalom. Wilujeng ndalu. Rahayu-rahayu-rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Rabu, Juli 22, 2009

Tasbihan imam

1. Enam orang gadis remaja, diantar seorang sopir, masuk ke sebuah Salon kecantikan pinggir desa. Si ahli kecantikan tanya, 'Untuk acara apa dhik....?'.
Salah seorang menjawab, 'Untuk acara tasbihan imam.......'. Keenam gadis remaja, itu ditugasi jadi penerima tamu, sebuah misa perdana.

2. Beberapa hari lalu, Syekh Puji, seorang ulama dari Ambarawa ditangkap polisi lagi. Alasannya, karena tak kooperatif. Mestinya seminggu wajib lapor dua kali, malah tak lapor-lapor.
Syekh Puji, penampilannya unik. Pakai jubah, mirip pastor. Dan selalu tasbihan. Alias, berkalung 'tasbih', kemana-mana. Tak tahu, tasbih itu dipakai untuk doa atau tidak.

3. Tasbih, adalah rangkaian butiran benda bulat-bulat. Diikat pakai tali. Biasa dipakai untuk doa rosario. Terbuat dari biji buah jali, atau dari batu-batu mulia. Di kalangan umat moslem, biasa dipakai untuk doa zikir.
Terlepas dari bahan asalnya, dan berapa jumlahnya, tasbih, adalah sebuah alat bantu untuk berdoa. Doa yang ber-ulang-ulang. Menjadi sebuah darasan. Zikiran. Sebuah cara mengejar ke-suci-an.


4. Rabu, 22 Juli, beberapa frater di-tahbis-kan menjadi imam. Sebuah perjalanan panjang, yang akhirnya sampai pada sebuah tahap penting: tahbis-an. Dengan ditahbiskan, seseorang menjadi imam, klerus. Menerima tahbisan imamat, berarti ambil-bagian pada imamat Yesus Kristus. Inilah imamat khusus. Yang berbeda tekanan dengan imamat-umum. Martabat imam, mengandung makna, dapat tugas sebagai imam, nabi & raja. Punya kewajiban memimpin, pewarta kebenaran, & peng-antara antara Allah dengan umatnya.

5. Menurut Hukum Gereja, Kanon 276: imam yang tertahbis, wajib untuk mengejar kesucian. Karena seluruh hidupnya sudah di-bakti-kan kepada Allah.

6. Mengejar ke-sucian-an, ada macem-macem cara dan jalannya. Salah satunya, adalah dengan berdoa, dengan dibantu tasbih. Menjadi sebuah kegiatan rohani: Sembahyangan tesbeh, yang adalah doa rosario, dalam bhs Indonesianya.

Selamat, menjaga kesucian hidup tahbis-an, dengan tasbih-an.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu-rahayu-rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Minggu, Juli 19, 2009

Agent "James Bond - 007"

Ada bermacam-macam 'agent'. Dalam dunia intel-igen, spionase, yang dikenal sebagai pioner dalam hal itu, adalah: agen-CIA, agen-KGB, Agen-Mozad, agen-BIN, James-Bond 007, dlsb.

Di dunia ekonomi, banyak dipakai pula istilah agen, dalam sistem distribusinya. Ada agen-koran, agen-pupuk, agen-minyak-tanah, agen-gas, dsb. Yang terjelek di antara itu semua, adalah agen narkoba. Karena, sifatnya destruktif, merusak.

Komisi Justice & Peace gerejawi, di berbagai lapisan, sampai tingkat paroki, juga meng-hayo-hayo umat, agar jadi agen-agen perdamaian. Ibu-ibu PKK kerap pula main Qasidah. Lagunya yang terkenal, a.l: 'Perdamaian Oh, perdamaian'. Lantas, apa itu perdamaian ?.

Banyak definisi tentang perdamaian. Namun yang jelas, perdamaian adalah sebuah nilai. Nilai kehidupan. Nilai, dalam dunia moral, difahami sebagai sesuatu yang baik dalam hidup, dan --karena sifat baiknya--, lalu dikejar orang untuk diamalkan, diterapkan, dirasakan. Nilai kedamaian, amat terasa terlebih jika terjadi konflik, perang, perseteruan, atau perbedaaan yang amat tajam.

Perbedaan agama, terkadang juga mengganggu hidup bersama. Apa yang mudah, kerap, lalu jadi sulit. Padahal itu tak perlu. Pernah terjadi, warung mie-ayampun jadi bangkrut, gara-gara perbedaan agama. Persoalan iman, yang lalu disentimenkan ke arah perseteruan ekonomi.

1. Di sekitar Warung Mie Ayam Bangkrut, Pengadegan, suasana keagamaan katolik, semula memang tak begitu kondusif. Orang katolik, kerap dirasani, diwaspadai. Tak ada alasan rasional, mengapa harus di takuti sebenarnya. Mungkin, akibat kedatangan para ustadz yang datang, kotbah, namun bernada berat sebelah. Pendek kata, mendiskreditkan orang ber-iman lain.

2. Maret lalu, seorang bakoel-pari, yang juga adalah seorang petani setempat, ikut serta kursus pertanian ramah-lingkungan & makanan sehat di KPTT Salatiga. Dari proses perekrutan sampai selesai kursus tersebut, dia mengalami sendiri, sepak terjang orang-orang katolik. Dari umatnya, rohaniwan-rohaniwatinya, sampai sistem gerak pelayanannya terhadap masyarakat. Ternyata tak seperti yang disangkakan selama ini, sebagaimana diceritakan oleh orang-orang sekitarnya. Cerita keburukan orang kristen, ternyata tak benar. Terbukalah cakrawala pengertiannya. Karena pengalaman barunya.

3. Pasca kursus, dia beraktifitas kemasyarakatan seperti biasa. Ke kelompok, ke kalurahan, dsb. Beberapa orang yang kerap dia jumpai di kalurahan memang fanatik-negatif. Mereka mempertanyakan, dengan agak minir, kegiatan si bakoel pari. Atas pengalaman barunya, dia beri penjelasan-penjelasan pada si fanatis-negatif, bahwa orang-orang katolik ternyata tak seburuk yang selama ini mereka sangka. Dia beri penjelasan pada para mereka, perihal pertanian & pangan sehat, bagaimana diusahakan. Juga perihal hidup orang-orang katolik, yang sungguh tulus, bersemangat pelayanan dan kedamaian. Karena trampil omong, si bakoel pari, malah lalu jadi agen kebaikan di mana-mana. Juga agen kedamaian, karena sesudah itu, orang-orang yang fanatis negatif, tak lagi bersikap alergi terhadap kekatolikan. Tak lagi menebar aroma kebencian pada orang berkeyakinan lain.

4. Jadi agen. Apalagi agen perdamaian. Dalam relasi antar iman, tentulah tak mudah. Posisi PBB, sebagai pendamai, kerap mendapat tantangan. Namun ketika bicara soal pangan & kesehatan lingkungan, muncul agen-agen tak terduga. Dan itu muncul dari kalangan mereka sendiri.

5. Selamat me-muncul-kan agen-agen perdamaian yang baru. Silahkan pula jika mau ndaftarkan kursus tani & pangan sehat ke KPTT, Salatiga.

Syalom. Wilujeng. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-.

Minggu, Juli 12, 2009

Kepleset 'Tahu'

Sebuah pagi, di sekitar Karanggudhe, terdapat kerumunan orang. Kijang dinas melintas hendak ke Salem. Terlihat aspal terlapisi oleh semacam cairan, disertai gumpalan-gumpalan kuning-putih. Berserakan di permukaan aspalan. Ternyata lapisan itu 'tahu'. Tahu yang biasa kita makan, tumpah di jalanan. Gimana bisa terjadi.

Seorang bakoel tahu, membawa sekeranjang tahu-barang-dagangan, dengan sepedamotor, hendak ke pasar Manis. Di pertigaan itu, bersenggolan dengan kendaraan lain. Akibatnya sepedamotor ngglimpang. Tahu-tahu tumpah di jalanan. Senggolan yang menumpahkan banyak tahu, membawa ke urusan kepolisian, untuk solusinya.

Ketika polisi sedang mengurus ini-itu, demi selesainya masalah, seorang muda melintas dengan sepedamotor revo, dengan cepatnya. Kerumunan orang tak menumbuhkan kehendak untuk mengurangi kecepatan. Ketika roda menginjak tahu-tahu yang berserakan, tiba-tiba motor si orang muda, terpelanting dengan kerasnya. Meski sudah roboh, motor tetap nylorok sampai beberapa ratus meter. Muka bagian pipi, membentur aspal dengan kerasnya. Mukanya hancur, karena tak terlindungi helm. Sudah pakai helm, tapi tali tak diiikatkannya. Sehingga helm itu lepas. Juga helm-nya, hanya helem-heleman. Alias tak standart. Seorang penambal ban, yang turut mengangkat tubuh si orang-muda, bilang, 'Sudah tak bergerak-gerak lagi !'. Dus nyawanya melayang, sesaat sesudah berbenturan dengan aspal.

Nyawa, melayang. Semestinya itu tak terjadi jika orang-muda berhati-hati. Betoel, memang motor, masih bagus. Baru sebulan keluar dari dealer. Semestinya untuk menopang jalannya hidup, tak malah mencelakakan hidup.

Dus, di sebuah pagi terjadi kecelakaan. Tak hanya satu babak. Malah dua babak. Pertama, 'bakoel tahu'. Kedua, orang muda. Jatuh sendiri, 'kepleset tahu'.

Maka benarlah, kata-kata spanduk di jalan.
1. Kecelakaan, bermula dari pelanggaran.
2. Kecelakaan, bermula dari ketidak disiplinan, akan peraturan.
3. Kecelakaan, juga berangkat dari ke-tidak-hati-hatian.
4. Malah lalu juga, kecelakaan bermula dari ketidak-pekaan.
Nyawa melayang, tak perlu terjadi jika, orang muda memperhatikan, peduli akan lingkungan, bahwa pagi itu ada kerumunan banyak orang.

Selamat memperhatikan, lingkungan.

Syalom. Wilujeng. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-

Selasa, Juli 07, 2009

Sandalilang

Yang namanya manusia, banyak macam sifat & karakternya. Ini pula yang mewarnai warna tingkah-lakunya.
Ada yang pintar, mencari kesempatan dalam kesempitan.
Ada yang setiap kali memang bisa memanfaatkan kesempatan.
Ada pula yang sengaja mencuri kesempatan.

Suatu kali, peng-udud 76, dalam perjalanan naik bis. Transit di terminal Solo, Tirtonadi. Menunggu bis berikut, dengan duduk di kursi peron. Karena capek, tertidur. Ketika tidur, sepatu sandal Neckerman, ditaruh di lantai. Kaki dipancatkan di dudukan kaki, bagian bawah kursi. Pendek kata, kaki tak dimasukkan pada bagian sepatu sandal.

Ketika mulai duduk, sepatu lengkap, ada dua-duanya. Ketika terbangun dari tidur terkantuk-kantuk, hati kaget, karena sepatu sudah tiada. Diperiksa kanan-kiri, tetap tiada. Kesimpulan ditarik, sepatu dicuri orang, dicolong maling. Pencuri mengambil sepatu, ketika pas ngantuk-ngantuke. Dus yang punya, tak tahu.

Tak berapa lama, bis berikut datang. Berangkat dari Solo, menuju Yogya. Berhubung sepatu ilang, maka, apa di kata, naik bus dengan kaki 'nyeker'. Alias tanpa alas kaki. Atas berbaju resmi. Pakai celana 'pantholan', namun kaki, tetap tak bersepatu. Hati, mangkel. Rasa, anyel. Barang tak seberapa, tapi jadi suasana kacau.

Istri Martinus, pemilik kios koran depan Rs Elizabet terdahulu, pernah dapat uang limapuluhribuan palsu. Uang ber-asal dari seorang pria yang beli sebungkus rokok. Putaran uang hari itu jadi kacau, gara-gara uang palsu yang tak laku. Mau kulakan, jadi dananya tak cukup. Kacaulah perputaran ekonomi usaha kios rokok hari itu.

Seorang petani di kawasan Banyumas, sedang 'matun' tanaman padi. Motor Yupiter-Z diparkir di tepi jalan, tepian sawah. Dirasa aman, karena kelihatan. Tapi, ketika sedang menyiangi rumput, motor dibawa orang. Dia melihat, motor itu dikendarai orang, tapi tak mampu ngejar. Kacaulah hidup si petani. Kredit-pun belum lunas.

Dosa, selalu ber-efek buruk, bagi hidup. Bukan pertama-tama, nilainya barang, namun kekacauan hidup, yang diakibatkan-nya.

Selamat, tidak kacau.
Wasalam:
-agt agung pypm-


Rabu, Juli 01, 2009

Akbar

Di sebuah rumah, sebelum jembatan Sungai Krasak, Magelang, yang pernah terbakar, ada peringatan lalu-lintas, tulisannya begini, 'Ngebut......?, Bandem.........!'.

Allahu Akbar, artinya Gusti Allah maha besar. Hampir semua orang tahu itu. Dan tak ada persoalan. Semua orang meng-amin-i. Semua orang mem-percaya-i. Dan malah banyak orang pula, setiap kali meng-ucap-kannya. Sebagai syahadat kepercayaan, juga sebagai pula kalimat-kalimat sebutan & pujian. Sesuatu yang biasa. Malah menjadi bagian hidup sehari-hari.

Namun bagi seorang pria di dekat kawasan Kebasen, yang berprofesi sebagai tukang ojeg, arti 'maha besar', sudah bergeser maknanya. Dalam sebuah dialognya, dia mengatakan:
+ 'Sakniki, 'allahu akbar' tegese empun beda...!'
- 'Lho, bedane napa pak ?.
+ 'Gemiyen ta, enggih, tegese ngaten. Ning sakniki tegese, 'Ayo pada mbandhem omahe uwong.......!'
- 'Lho.....?'
+ 'Lha nyatane ngaten kok, nika angger siaran berita ten TV, onten tiyang sing teriak-teriak 'allahu akbar', bubar mbengok ngaten, terus mbandhemi uwong, mbandemi omah, pripun jaaaallllll.....?!'. Jaman kula reyin ngode teng Jakarta, nggih meruhi bab ngaten. Nyebut asmane Gusti Allah, ning bar niku mbandemi kaca toko-toko.'

Siapakah yang masuk akhirat.Siapakah yang masuk sorga.
Kitab Suci mengatakan, ' Mengapa kamu berseru kepadaKu, Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan ?'.
Dus, yang berkenan di hadapan Tuhan, (1). Yang berseru 'Tuhan'. (2). Yang 'melakukan yang dikatakan Tuhan'.
Iman tanpa perbuatan, mati.
Ora et Labora.
'Kebersihan, adalah sebagian dari iman'.
Jarkoni. Ya, ujar. Ya, nglakoni.
............

Mari kita, masuk akhirat. Masuk sorga. Ketemu Bapa.

Syalom. Wilujeng wengi. Rahayu.
Wasalam:
-agt agung pypm-